Sunday, September 12, 2010

Jadi kenapa kita menilai?

I received numerous of notifications on twitter over her controversial statement couple of weeks ago. Not going to name who as I do not know her personally nor have I ever knew her existent not till the night everyone was talking over her pengakuan berani mati. Shocking, yes (dah kata pengakuan berani mati) but I don't blame her for being so. Minta simpang daripada berlaku but the moment I read the post she wrote, I prayed that one day, that one fine day, she'll find her way back; pada yang satu!

I was angry but not to her. To the people who condemned her mostly. How people started labeling and judging her for the decision she made? She must has her own reason for being so and it is not right for us to judge her. After all, kita sendiri belum tahu akan nasib kita di mata-Nya. Jadi, siapa kita untuk menghukum dan menilai?

Mungkin dia masih belum bertemu dengan apa yang dicari. Kita yang dilahirkan sediakala patut bersyukur kerana masih diberikan peluang untuk bersama-Nya. Belum tentu apa yang ada pada kita akan menjanjikan kita pintu syurga. Jadi kenapa kita menilainya akan arah yang akan dia tuju?

Bersolat 5 waktu sehari semalam, berpuasa di bulan Ramadan, menunaikan haji, bersedekah, beramal; itu semua belum tentu menjanjikan kita yang kita ini mulia di sisi tuhan. Jadi kenapa kita menilai sedangkan nasib kita sendiri belum tentu?

Bukankah elok jika kita mendoakan kesejahteraannya atau mendoakan supaya dia ketemu jalan yang benar suatu hari nanti daripada menilai akan apa yang akan ditimpanya kelak? Kenapa mesti menilai?

Yes, I do wear hijab. I pray 5 times a day, everyday. I fast during Ramadan. I pay the zakat. I managed to khatam Quran more than once. I don't drink nor I practice the life of a modern person. I know to differentiate between haram and halal. Alhamdulillah I have all the knowledge that I need to know and I'm grateful for that. Tetapi itu semua tidak menjanjikan yang bahawasanya saya mulia di sisi tuhan. Saya berusaha kerana apa yang penting adalah niat dan niat itulah yang akan membawa kita nanti. Yang lain hanyalah bekalannya sahaja yang akan membantu tetapi semuanya di tangan tuhan.

Mungkin suatu hari nanti dia ketemu apa yang dicarinya. Dan mungkin pada masa itu, taubatnya lebih diterima tuhan daripada kita yang sudah ada bekalan. Kita sendiri tidak tahu akan nasib kita. Jadi kenapa kita menilai sedangkan kita juga sepertinya.

Islam adalah agama yang sungguh indah. Tidak menyiksa atau memaksa. Tuhan tidak pernah menghalang umatnya untuk beragama. Sekurang-kurangnya dia masih beragama cuma belum bertemu dengan yang sepatutnya. Tidakkah elok jika kita mendoakan supaya dia kembali? Kenapa menghukum sedangkan kita sendiri tidak layak untuk menghukum?

Betul tak?

Not here to be an Ustazah. I just don't agree over the fact that people seagama condemning her over the fact that she's going on a different direction. These are the reason why she converted. Because people of her own religion condemning her, judging over her decision but not guiding her back to the right path. She needs guidance but we are here putting more oil in the fire.

I pray and I hope that one day, she'll find her way back. The place where she belongs. She's intelligent, pretty and live a good life. She'll find her way back soon, Insyaallah coz I know (from her writing on her blog) she still has faith with her former religion. Amin.

2 comments:

Unknown said...

Erk, siapakah? Sorry la pasal saya memang selalu ketinggalan zaman...

Ajlaa Azam said...

seorang hamba Allah yang masih mencari dirinya =)