Thursday, April 21, 2011

Soalan lazim seumur hidup

Dulu sebelum ber-boyfriend, di tanya bila akan ber-boyfriend? Bila sudah ber-boyfriend 2, 3, 4, 5 tahun, di tanya pula bila mahu berumahtangga? Sesudah berumahtangga 3 minggu, datang pula soalan cepu-cemas tentang isi dalam perut. Bila perut nampak "tinggi" sikit, dikatanya mengandung. Padahal mengandungkan lemak. Aduhai! Itu tak kira pula kalau tiba-tiba dijangkiti kuman demam. Katanya berbadan dua. Padahal stress kerja tak tahu pula mereka. Bila sudah berpuluh tahun berumahtangga dengan kuantiti anak yang boleh menjaminkan masa hadapan di tambah pula jika anak-anak sudah ber-degree dan bekerjaya, di tanya pula bakal menantu asal mana? Tak lama lepas tu, soalan cucu pula lah yang akan di tanya. Tak pernah pula bertanya, "bilalah gamaknya tuhan nak ambil nyawa?"

The never ending questions.

So, which level are you at now? I'm honoured to announce that I'm currently at level 3 which gives me much headache and stress. The countless of same question asked by almost everyone makes it even worst. No, I'm not saying that it's wrong to ask. I mean, it's pretty normal for someone to ask if one is pregnant but....but *pause sekejap*. It's like there's no other suitable questions that can be asked apart for being pregnant, no?!

Oh, I'm still in the honeymoon stage with the husband. It's not that we are planning neither we are ready to become a parent. Kalau ada, itu rezeki. Terima dengan hati terbuka. Kalau tak ada itu maknanya tak adalah. Kalau ada, I believe you uncles & aunties will receive the good news from the mother even before my first round of medical check up. First hand lagi. She would probably forcasting the news via all kind of communicators or even makes a kenduri out of it. And you would probably be reading a post about me conceiving. Tapi tiada bukan?!

I'm not saying that it's wrong to ask tapi sekali saja pun sudah cukup memadai. Tidak gitu puan-puan?! Benda yang tidak sensatif pon boleh jadi sensitif bila tidak kena gayanya. Sigh!

No comments: